Sabtu, 15 Februari 2014

Ada cinta yang tersimpan untuk mu


Pagi yang indah. Pohon hijau, burung-burung bersiul merdu. Angin yang berhembus menerbakan beberapa helai rambutku. Menambah keindahan yang ada. Tapi rasa sendiri dan pedih saat melihat sekelilingku bersama dengan pasangannya. Membuat rasa indah berubah menjadi perih. Ingin ku pejamkan mataku agar tak melihat sekeliling yang bercinta, berkasih saying dengan pasangan mereka. Sebenarnya ada rasa tentang ingin seperti itu, tapi apa daya. Asaku hanya sebatas harapan yang mungkin tak tau akan terwujud atau tidak.
Tak terasa waktu pun berubah menjadi siang. Waktunya ku harus pulang dari taman indah ini. Aku berjalan ke halte yang tak jauh dari taman ini. Menit demi menit ku lalui untuk menunggu bus yang ada. Tapi belum juga datang. Rasa lelah pun mulai datang, ku cari tempat untuk duduk stelah lama berdiri. Lagi-lagi ku temukan pasangan sijoli yang sedang bermesraan merajut cinta. Aku sadar, mereka lebih tua dibanding aku, aku hanya anak SMP yang belum bisa untuk merajut cinta.

Akhirnya bus yang ku tunggu pun datang. Aku berjalan mencari tempat yang kosong untuk ku duduk. Hari minggu yang biasanya dijadikan orang-orang utuk melepas lelah dan penat dari segala aktifitas yang dilakukan selama seminggu. Tapi bagiku, hari minggu ataupun hari-hari yang lain sama saja. Sama-sama hampa. Tanpa seorang pun yang menemaniku.

Baru sebentar aku duduk di bus ini, telepon genggamku bunyi. “hem.. siapa yaa..?” pikirku menerka. Ternyata Atika, sahabatku dari kecil. “ada apa yak kok tumben dia sms jam segini. Biasanya agak malam dia sms.”. “Saf, aku melihat dia di dekat kompleks rumahmu.” .Hah dia ada di dekat kompleks rumahku? Ingin rasa aku menyuruh supir bus ini untuk cepat-cepat. Tapi, mustahil rasanya. Karena ini bukan punyaku. Dan aku hanya seorang penumpang yang disekitarku terdapat banyak orang lain. Aku hamper saja lupa, karena aku ada janji dengan Atika ingin membuat tugas kelompok bersama.

Pratama namnya. Tapi akrab dipanggil Tama. Dia anak yang pintar, terkenal, tampan, baik, patuh pada orang tua pula. Pasti itu sudah cukup bagi wanita remaja sepertiku. Dan tak mungkinlah kalau aku bisa menaarik perhatiannya. Aku, Safira Aulia. Kutubuku, tinggi, sawo matang. Mana ada yang menyukaiku. Ditambah kacamata dan gendutnya diriku ini. Pasti laki-laki seperti Tama tidak berminat untuk menyapaku ataupun mendekatiku. Akupun tak ada keberanian untuk mengatakan rasa hatiku.

Dulu saat aku kelas 7. Aku sekelas dengan Pratama. Dan satu kelas tau kalau aku menyukainya. Sampai-sampai ada yang menulis di papan tulis seperti ini “Aku suka kamu, Tama. Aku mencintaimu. Aku sangat menyayangimu.. Pratama :*” Itu sangat memalukan. Dan saat Tama masuk kelas, dia marah-marah dan bilang “ih ngapain sih gue suka sama anak kutubuku yang gendut itu. Hina banget gue!” Sebelumnya aku tak pernah mendengar kata-kata seperti itu darinya. Aku yang saat itu duduk dibelakang hanya bisa menahan air mata yang tertahan dimata ini. Sedikit demi sedikit air mata itu jatuh membasahi pipiku isaat itu. Sedih sekali. Akhirnya aku berlarian ke arah toilet perempuan. Atika pun mengikutiku.

Saat itu aku benar-benar tidak bisa lagi menahan luka dihati. Sepertinya hati ini disayat dengan pisau tajam. Dan aku pun mencoba melupakannya. Semakin aku berusaha melupakannya, semakin sakit hatiku ini. Sabar dan tabah itulah yang sekarang aku pertahankan.

Tak terasa aku sampai di depan kompleks. Benar saja, saat aku sampai disana terlihat ada pratama. Aku sangat deg..degan,,, apa yang akan dia lakukan. Ohiya semenjak itu aku jadi takut bertemunya. Sangat takut. Mungkin malu tepatnya. Akupun langsung mencari tukang ojek. Ternyata dia menunggu Meta. Teman satu sekolahku. Dia dan Meta adalah pasangan terserasi. Apalagi karena sekolahku International School jadi suka ada award. Dan mereka 2 kali berturut-turut mendapatkan pasangan terserasi angkatan 15.
Sekitar 20 menitan akhirnya sampai juga dirumahku. Ku buka pagar, akhirnya terlihat si Atika menungguku di depan teras yang sedang duduk sambl membaca novel kesukaannya.
“assalamualaikum!”
“Waalaikumsalam.. eh kamu saf. Udah pulang?”
“Maaf ya agak lama. Soalnya aku biasa jogging dulu. Kok kamu engga masuk?”
“Oh engga aku cuman pengen di luar aja.”
Atika memang sahabat terbaiku. Tak pernah aku menjumpai orang sebaik dia. Akhirnya aku langsung mengajaknya ke kamarku. Suasana pink sangat terasa. Aku mempersilahkan atika masuk kamar, dan langsung aku berlari mencari buku di meja belajarku yang tertata rapi. Setelah itu aku menghampiri dia.
Atika      : Saf, tadi aku ngeliat dia. Dia kayak nungguin orang gitu ya..
Safira     : Ya, tadi aku liat kok. Dia nunggu si Meta.
Atika      : Emang si Meta tinggal di kompleks ini juga?
Safira     : Iya, diakan temen Tk aku say.

Entah kenapa air mata jatuh dan membasahi buku yang ku pegang. Atika langsung memeluku dan mengambil tisu yang ada di tasnya. Aku tak kuat mengatakannya, melihat dia bersama yang lain. Aku sangat tidak sanggup.

Atika      : sabar ya saf. Aku ngerti kamu sangat terpukul.
Safira     : (dengan mengusapkan sehelai tisu ke pipi yang sudah basah) Gapapa kok. Aku udah biasa di gituin sama dia.

Atika pun ikut menangis. Aku sangat terpukul, sangat sangat terpukul. Biarlah tangisku mengalir. Ini adalah pelampiasanku terhadap rasa yang selalu terpendam.


Tuhan, andai dia tau apa yang aku rasa ini. Andai dia mengerti apa yang aku inginkan Apakah dia akan menyayangiku? Apakah aku akan bersamanya sampai maut yang memisahkan? Semoga benci itu hanya masa lalu. Dan sekarang beubah menjadi cinta… Amin 

sudah lama yaps

halo-halo para reader-reader yg setia sama blog keke ini. hehe kayak banyak aja yg baca.
begimana kabarnya? baik ya... hehe :D

ohiya lu harus tau gue ini lolos ips dari babak kotamadya ke DKI. oh my god gue gak nyangka banget ya. gue aja berharap gue gak lolos, eh tapiiii....lo..lo..oss. terus kemaren gue lomba ipsnya. lombanya itu di SMP di salemba gitu deh. eh pas gue nyampe hati gue miris. karna apa... lo harus tau lawan gue itu orang "si" to the "pit", sipit alias keturunan cina. Ya Allah sumpah gue jadi deg degan gituu. terus setelah lomba gue jadi males liat soal ips DKInya. sakit gue liatnya. SUSAH BANGET mbaaaaa....

oke terus gue itu kenapa yak gak bisa olahraga? kenapa? padahal gue kurus+slim gitu guyss :'(. benci banget gue. kalo nanti pas kelas 9 gue ujian prakteknya olahraga SPBU gimana? aduh nanti nilai gue jelek gimana? ah bodo amat ya gue kan anaknya pinter gitu guysss. hehehe

yauddah dari pada bosen gue mau ngespot cerpen gue. selamat menikmati.